SEKOLAH TERKUBER, UJIAN di RUMAH WARGA

sumber : Kompas.com

selasa, 5 April 2011

Puluhan siswa sekolah dasar (SD) Negeri 1 Sirahan Salam Magelang Jawa Tengah terpaksa mengikuti ujian akhir akhir sekolah (UAS) di rumah penduduk. Pasalnya, bangunan sekolah mereka telah terkubur material Merapi. Material setinggi 1-2 meter itu berasal dari luapan Sungai Putih yang meluap usai diterjang banjir lahar dingin Merapi.

“Bukan hanya ujian nasional ini saja, bahkan dua bulan terakhir, kegiatan belajar mengajar (KBM) juga dilakukan di rumah penduduk,” ungkap Katam, Kepala SD Negeri Sirahan 1 Salam Magelang, Senin (4/4/2011).

Menurut Katam, pihaknya terpaksa meminjam rumah warga untuk KBM, karena kondisi bangunan sekolah yang tidak memungkinkan. Parahnya, sejak sekolah ini terendam, 16 dari 84 siswa pindah sekolah. Mayoritas mereka ikut orang tua yang pindah ke rumah saudaranya, terutama orang tua yang sudah tidak memiliki rumah setelah hilang hanyut diterjang banjir lahar.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang, Musyowir mengatakan, jika meski melaksanakan ujian di tempat darurat, pihaknya menjamin tetap berlangsung lancar. Pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan di kecamatan setempat. “Intinya, mereka kami minta memfasilitasi dan membantu agar kegiatan KBM maupun USBN Mei mendatang, berjalan lancar,” katanya



I believe we can’t keep fighting for collective action if we don’t start it ourselves. For me, fighting for a sustainable environment begins with something small: eating proportionately. I think about how, throughout human history, the stomach has often been the beginning of all greed. How can we truly talk about controlling global consumption if we can’t even control our own desire to eat everything?

That’s why I’m committing to practicing autophagy daily, limiting my consumption of imported foods, and prioritizing buying local food directly from farmers.

Newsletter