Membangun Hutan Melestarikan Hewan Langka Tarsius

sumber : mediaindonesia.com

Penulis : Rendy Ferdiansyah

Rabu, 20 April 2011

Pemerintah Provinsi Bangka Belitung berupaya melestarikan fauna khas Belitung Tarsius yang hampir punah.
“Pelestarian fauna tersebut melalui membangun kembali kawasan hutan yang menjadi habitat spesies hewan langka itu untuk hidup dan berkembang biak,” ujar
Kepala Diskominfo Babel, Tajuddin di Pangkalpinang, Rabu (20/4).
Ia menjelaskan, hewan tarsius jenis bancanus saltator atau lebih dikenal dengan mantilin, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 522.53-958/2010
sudah ditetapkan menjadi fauna identitas Provinsi Bangka Belitung.
Ia mengatakan, tarsius bancanus saltator Belitung memiliki ekor panjang, bahkan melebihi panjang tubuhnya. Panjang ekor mentilin bisa mencapai 18 hingga 22
cm dan memiliki sepasang mata yang sangat besar.
Primata kecil tersebut merupakan binatang karnivora, makanannya terutama serangga seperti belalang, kumbang, kupu-kupu, belalang sembah, semut, dan jangkrik.
Tarsius tergolong binatang nokturnal yang berisitirahat pada siang hari di dahan-dahan kecil, dengan ketinggian 3 hingga 5 meter dari permukaan tanah dan
baru bangun untuk beraktivitas saat menjelang malam tiba. (Ant/OL-12)



I believe we can’t keep fighting for collective action if we don’t start it ourselves. For me, fighting for a sustainable environment begins with something small: eating proportionately. I think about how, throughout human history, the stomach has often been the beginning of all greed. How can we truly talk about controlling global consumption if we can’t even control our own desire to eat everything?

That’s why I’m committing to practicing autophagy daily, limiting my consumption of imported foods, and prioritizing buying local food directly from farmers.

Newsletter