Nasib Negara Berkembang Belum Dibahas

sumber : kompas

11 Oktober 2011

JAKARTA, KOMPAS.com- Pertemuan Perubahan iklim di Panama pada 1-7 Oktober kemarin, salah satunya menghasilkan dokumen inisiatif mekanisme alih teknologi dari negara maju ke negara berkembang. Sayangnya, nasib negara berkembang, termasuk Indonesia yang sangat rentan terdampak perubahan iklim, tak diperhatikan.

Kepala Departemen Hubungan Internasional dan Keadilan Iklim Walhi, Teguh Surya, Selasa (11/10/2011), mempertanyakan nasib negara berkembang, terutama Indonesia yang rentan terhadap bencana akibat perubahan iklim. “Apa mekanisme yang bisa menyelamatkan mereka,” ujarnya.

Menurut dia, hasil alih teknologi merupakan “intrik” negara maju. “Kalau melihat dari pertemuan Cancun, alih teknologi sebagai bagian dari upaya reduksi emisi negara annex 1. Dia akan produksi teknologi yang akan ditransfer ke negara berembang lengkap dengan ahlinya,” paparnya.

Lebih lanjut, hasil penerapan teknologi itu akan divisualisasi dalam bentuk sertifikat karbon yang diklaim sebagai carbon rights negara investor. Ini dihitung sebagai upaya invest mengurangi emisi dan dimasukkan dalam carbon credit.



I believe we can’t keep fighting for collective action if we don’t start it ourselves. For me, fighting for a sustainable environment begins with something small: eating proportionately. I think about how, throughout human history, the stomach has often been the beginning of all greed. How can we truly talk about controlling global consumption if we can’t even control our own desire to eat everything?

That’s why I’m committing to practicing autophagy daily, limiting my consumption of imported foods, and prioritizing buying local food directly from farmers.

Newsletter