Kebakaran hutan Gunung Guntur capai 20 hektare

sumber : antaranews.com

20 Oktober 2011

Garut (ANTARA News) – Kebakaran hutan Gunung Guntur di Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang terjadi sejak Rabu (19/10) mencapai 20 hektare, namun Kamis telah berhasil dipadamkan secara total.

“Sebenarnya kebakaran hutan kemarin (19/10) siang, sudah padam pada tengah malam, tapi tadi pagi masih ada sisa, dan sekarang sudah padam semuanya, hanya kepulan asap saja,” kata Kepala Desa Rancabango, Gunardi.

Lahan hutan yang terbakar di daerah Gunung Guntur tersebut, kata Gunardi, kebanyakan tanaman ilalang atau rumput kering, dan ratusan pohon pinus.

Sejak mengetahui ada kebakaran hutan, kata Gunardi, aparat desa dibantu warga dan petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam wilayah V Provinsi Jawa Barat untuk memadamkan kobaran api.

Terbatasnya jumlah orang yang berupaya memadamkan api dibandingkan dengan luas lahan yang terbakar di hutan, kata Gunardi mengalami kesulitan sehingga kebakaran terus meluas ke bagian atas gunung.

“Petugas yang datang ke lokasi terus berusaha memadamkan api, tapi petugas dan peralatan serba terbatas, sehingga lama dipadamkannya,” katanya.

Penyebab kebakaran hutan tersebut, pihak desa termasuk petugas lapangan dari BKSDA, kata Gunardi belum mengetahuinya, namun dugaan sementara disebabkan faktor alam akibat panasnya terik matahari pada musim kemarau ditambah Gunung Guntur merupakan gunung aktif.

“Sampai sekarang kami juga belum tahu apa penyebabnya, apakah karena ulah manusia atau faktor alam, tapi ini selalu terjadi di musim kemarau,” katanya.

Antisipasi agar tidak kembali terjadi kebakaran hutan, Gunardi akan meningkatkan pengawasan untuk membantu petugas BKSDA sehingga kebakaran tidak terjadi kembali.

“Sampai sekarang kawasan hutan Gunung Guntur yang berada di wilayah Desa Rancabango kami terus awasi, apabila terjadi kebakaran kami langsung ke lokasi untuk memadamkan,” katanya.
(U.KR-FPM/F002)

Editor: Ruslan Burhani



I believe we can’t keep fighting for collective action if we don’t start it ourselves. For me, fighting for a sustainable environment begins with something small: eating proportionately. I think about how, throughout human history, the stomach has often been the beginning of all greed. How can we truly talk about controlling global consumption if we can’t even control our own desire to eat everything?

That’s why I’m committing to practicing autophagy daily, limiting my consumption of imported foods, and prioritizing buying local food directly from farmers.

Newsletter