Apa bedanya makan daging panggang dan pisang rebus? Hanya beda 1-2 menit. Daging panggang terasa sedap dan pingin nagih selama kunyah 1 menit. Setelahnya, tidak beda dengan beberapa potong pisang masuk ke perut. Kita tidak bisa merasakan apa lagi. Fungsi rasa hanya sekejap beberapa detik. Setelahnya, seluruh makanan itu bercampur jadi satu dan perut sepenuhnya bekerja tanpa mengingatkan kita akan rasa enak.
Namun yang perlu disadari adalah setelah di perut, daging mengalami proses yang lebih lama berjam-jam dan painful bagi mesin pencerna di lambung dibandingkan pisang. Itu semua diperjuangkan untuk rasa yang 1 menit.
Lebih dari itu, dampak dari rasa yang hanya semenit itu melebar ke banyak aspek. Karena rasa, kita membasmi jutaan hektar hutan demi sepotong daging sapi, kedele, dan produksi komoditas massal lainnya. Dampak lebih panjang adalah perubahan siklus hidrologi, perubahan iklim, kepunahan spesies, yang berbalik pada kita.
Rasa juga berurusan dengan kelas. Piring untuk kaum berada pada dasarnya hanya mengenai rasa. Mereka tidak lagi bertanya apakah kita bisa makan? Tetapi, makan apa? Atau bahkan seperti joke, makan siapa? Hanya untuk hasrat rasa itu, seluruh dunia menjadi korban
Kalau mau mengubah dunia, terlalu jauh berkotbah tentang pelestarian hutan. Apalagi perubahan iklim. Mulailah dari piring. Tertibkan piringmu agar tidak terlalu belepotan dengan persaingan rasa sampai impor daging, gandum, dan produk-produk lainnya. Toh semuanya itu hanya berhenti di kakus.